Advertisement
Advertisement
Contoh Teks Khutbah Idul Adha Terbaik Singkat Terbaru - Hari raya idul adha adalah hari besar islam dan merupakan lebaran kabir bagi masyarakat umat muslim diseluruh jagat raya, pada hari tersebut umat islam serentak dan membaca takbir yang begitu sangat menyentuh kalbu orang-orang mu'min yang beriman dan bertaqwa kepada Dzat Alloh SWT yang telah memberikan banyak nikmat bagi kita semua.
Kita sebagai seorang hamba patut bersyukur kepada yang menciptakan dunia dan seluruh isinya yaitu Alloh SWT yang mana dengan kasih sayang-Nya berkenan menjaga keimanan dan keislaman kita sehingga kita dapat berjumpa kembali pada bulan idul adha ini dan kita tetap menjadi pemeluk agama islam yang sejati dan dapat menjalankan ibadah shalat idul adha pada tahun ini.
Untuk saat ini disini kami akan sharing seputar contoh teks khutbah idul adha yang singkat dan padat juga bisa dimengerti oleh kita semua sebagai imam maupun makmum (mustami'). Dan juga insya alloh pada khutbahnya pun tidak meninggalkan syarat dan juga rukun khutbah yang telah ditetapkan oleh pandangan ahli ilmu fiqih (fuqoha), karena jiga syarat dan rukunnya ketinggalan maka khutbahnya pun tidak akan syah secara syara'.
Untuk mempersingkat waktu langsung saja kita simak khutbah idul adha lebih tepatnya lagi dibawah berikut ini, selamat menyimak ya saudaraku, dan selamat menjalankan ibadah shalat idul adha untuk semua saudara seiman dan seagama.
Khutbah Ke-1
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha rohimakumulloh.
Segala puji itu semua milik dzat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita bisa hadir pada pagi ini dalam pelaksanaan shalat Idul Adha. Semua ini karena nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita, yakni nikmat iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabatnya dan para pengikuti setia hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin rahimakumulloh.
Salah satu yang amat kita butuhkan dalam menjalani kehidupan yang baik adalah keteladan dari figur-figur yang bisa diteladani. Karena itu, hari ini kita kenang kembali manusia agung yang diutus oleh Allah swt untuk menjadi Nabi dan Rasul, yakni Nabi Ibrahim as beserta keluarga Nabi Ismail as dan Siti Hajar. Keagungan pribadinya membuat kita mengambil keteladanan darinya, Allah swt berfirman:
Artinya: "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia" (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Dari sekian banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia serta mengambil hikmah dari pelaksanaan ibadah haji yang sedang berlangsung di tanah suci, dalam kesempatan khutbah yang singkat ini ada empat hikmah yang menjadi isyarat bagi kaum muslimin untuk mewujudkannya dalam kehidupan ini.
Artinya: "Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: …seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang kita peroleh dari Nabi Ibrahim as adalah keinginannya yang amat besar untuk memiliki ilmu, menjadi pribadi yang shaleh dan menjadi bahan pembicaraan yang baik bagi generasi yang akan datang, hal ini tercermin dalam doanya yang disebutkan oleh Allah swt dalam firman-Nya:
Artinya: (Ibrahim berdo'a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, (QS As Syu’ara [26]:83-84)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha rohimakumulloh.
Dalam tafsir Al Mishbah, kata hukman dipahami oleh al-Biqai berarti amal ilmiah, yakni amal yang baik berdasar ilmu. Sunnguh sangat mulia pada diri Nabi Ibrahim yang berdoa meminta ilmu dan pemahaman agar selalu menjalani kehidupannya di jalan Allah swt. Namun yang amat disayangkan adalah banyak orang yang meminta ilmu kepada Allah, bahkan sampai memiliki gelar kesarjanaan tertinggi tetapi ilmu tersebut diamalkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan malah mendatangkan dosa. Karena itu dengan ilmu manusia bisa saja masuk surga dengan selamat dan dengan ilmu juga manusia bisa saja masuk neraka jika ilmunya digunakan untuk hal-hal yang negatif, bahkan memperoleh siksa yang lebih dahsyat.
Hal yang luar biasa dari doa Nabi Ibrahim di atas adalah beliau meminta kepada Allah swt agar dimasukkan ke dalam golongan orang yang shaleh, padahal seorang Nabi sudah pasti shaleh, tapi masih saja ia berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shaleh, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi shaleh dan beliau tidaklah merasa tinggi hati dengan kesalehannya hingga akhirnya ia tetaplah berdoa meminta dimasukkan ke dalam golongan orang yang shaleh.
Begitu penting menjadi shaleh, sehingga selain Nabi Ibrahim, jauh sebelumnya Nabi Sulaiman as juga berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shaleh, Allah swt berfirman:
Artinya: "Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu, dan dia berdo’a: “Ya Tuhanku, berilah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh" (QS An Naml [27]:19).
Dari uraian di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa meneladani Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw serta mengambil hikmah dari ibadah haji menuntut kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan keluarga serta memperbaiki orang lain untuk selanjutnya terus bergerak dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran dan mau berkorban untuk mencapainya.
Khutbah Ke-2.
Sekian artikel yang bisa kami haturkan untuk saudara sekalian, semoga di hari yang berbahagia ini kita bisa mengucapkan ucapan idul adha yang baik, dalam arti ucapan kita harus tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh orang islam.
Kita sebagai seorang hamba patut bersyukur kepada yang menciptakan dunia dan seluruh isinya yaitu Alloh SWT yang mana dengan kasih sayang-Nya berkenan menjaga keimanan dan keislaman kita sehingga kita dapat berjumpa kembali pada bulan idul adha ini dan kita tetap menjadi pemeluk agama islam yang sejati dan dapat menjalankan ibadah shalat idul adha pada tahun ini.
Untuk saat ini disini kami akan sharing seputar contoh teks khutbah idul adha yang singkat dan padat juga bisa dimengerti oleh kita semua sebagai imam maupun makmum (mustami'). Dan juga insya alloh pada khutbahnya pun tidak meninggalkan syarat dan juga rukun khutbah yang telah ditetapkan oleh pandangan ahli ilmu fiqih (fuqoha), karena jiga syarat dan rukunnya ketinggalan maka khutbahnya pun tidak akan syah secara syara'.
Untuk mempersingkat waktu langsung saja kita simak khutbah idul adha lebih tepatnya lagi dibawah berikut ini, selamat menyimak ya saudaraku, dan selamat menjalankan ibadah shalat idul adha untuk semua saudara seiman dan seagama.
Khutbah Ke-1
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha rohimakumulloh.
Segala puji itu semua milik dzat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita bisa hadir pada pagi ini dalam pelaksanaan shalat Idul Adha. Semua ini karena nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita, yakni nikmat iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabatnya dan para pengikuti setia hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin rahimakumulloh.
Salah satu yang amat kita butuhkan dalam menjalani kehidupan yang baik adalah keteladan dari figur-figur yang bisa diteladani. Karena itu, hari ini kita kenang kembali manusia agung yang diutus oleh Allah swt untuk menjadi Nabi dan Rasul, yakni Nabi Ibrahim as beserta keluarga Nabi Ismail as dan Siti Hajar. Keagungan pribadinya membuat kita mengambil keteladanan darinya, Allah swt berfirman:
قد كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى اِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ
Artinya: "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia" (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Dari sekian banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia serta mengambil hikmah dari pelaksanaan ibadah haji yang sedang berlangsung di tanah suci, dalam kesempatan khutbah yang singkat ini ada empat hikmah yang menjadi isyarat bagi kaum muslimin untuk mewujudkannya dalam kehidupan ini.
- Tinggalkan Yang Haram, dan Lakukan Yang Halal. Sebagaimana kita ketahui, ibadah haji dimulai dengan ihram dan diakhiri dengan tahallul. Saat ihram, pakaian yang dikenakan jamaah adalah kain putih tak berjahit, yang melambangkan kain kafan yang nanti akan dikenakan disekujur tubuhnya ketika akan kembali kepada Allah swt pada saat kematiannya. Pakaian ihram yang putih-putih itu juga melambangkan tidak adanya perbedaan dimata Allah diantara sesama manusia. Segala perbedaan harus ditanggalkan dalam arti jangan sampai memiliki fanatisme secara berlebihan seperti perbedaan suku, organisasi, partai politik, paham, status sosial, ekonomi atau profesi. Kesatuan dan persamaan merupakan sesuatu yang harus diutamakan dalam upaya menegakkan kebenaran, bahkan siap mempertanggungjawabkan segala yang dilakukannya. Pakaian ihram juga melambangkan kesiapan berdisiplin dalam menjalankan kehidupan sebagaimana yang ditentukan Allah swt, hal ini karena selama berihram, jamaah haji memang berhadapan dengan sejumlah ketentuan, ada yang boleh dan ada yang tidak boleh dilakukan.
- Hikmah yang harus kita raih adalah Bergerak Untuk Kebaikan dan Berkorban. Ibadah haji merupakan ibadah bergerak. Para jamaah bergerak dari rumahnya menuju ke asrama haji, hanya beberapa jam di asrama haji, para jamaah harus bergerak lagi menuju Bandara, sesudah naik pesawat, mereka diterbangkan menuju bandara King Abdul Aziz, Jeddah, dari Jeddah para jamaah harus bergerak lagi menuju Madinah bagi jamaah gelombang pertama untuk selanjutnya Menuju Makkah, sedangkan bagi jamaah gelombang kedua para jamah langsung ke Makkah. Disana jamaah langsung menunaikan umrah hingga tahallul. Selama beberapa hari di Makkah, para jamaah sudah harus bergerak lagi untuk melaksanakan puncak ibadah haji, mereka harus bergerak lagi menuju Arafah untuk wuquf, malam harinya menuju Muzdalifah untuk mabit dan mengumpulkan batu, keesokan harinya melontar di Mina, Tawaf ifadhah di Makkah, kembali lagi ke Mina untuk melontar hingga selesai, lalu kembali lagi ke Makkah untuk bersiap meninggalkan Makkah menuju Tanah air masing-masing dan sebelum meninggalkan Makkah, para jamaah bergerak lagi untuk melakukan tawaf wada, yakni tawaf perpisahan dengan Ka’bah. Dari rangkaian ibadah haji, puncak kesulitan bahkan resiko yang paling besar adalah saat melontar yang melambangkan perlawanan atau peperangan melawan syaitan.
- Jadikan masjid sebagai Pusat pergerakan. Ibadah haji dan rangkaian ibadah lainnya berpusat di masjid. Ketika jamaah haji kita mendapat kesempatan untuk berziarah ke Madinah, maka seluruh jamaah berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat berjamaah yang lima waktu di masjid Nabawi. Oleh karena itu, sebagai muslim setiap kita harus memiliki ikatan batin dengan masjid yang membuat kita mau mendatangi masjid setiap hari untuk melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah, khususnya bagi laki-laki, ikatan batin kita yang kuat kepada masjid membuat kita akan menjadi orang yang dinaungi Allah swt pada hari kiamat, Rasulullah saw bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَظِلَّ اِلاَّظِلُّهُ:..وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسْجِدِ إِذَاخَرَجَ مِنْهُ حَتَّى يَعُوْدَ اِلَيْهِ
Artinya: "Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: …seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang kita peroleh dari Nabi Ibrahim as adalah keinginannya yang amat besar untuk memiliki ilmu, menjadi pribadi yang shaleh dan menjadi bahan pembicaraan yang baik bagi generasi yang akan datang, hal ini tercermin dalam doanya yang disebutkan oleh Allah swt dalam firman-Nya:
رَبِّ هَبْ لِي حُكْماً وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ وَاجْعَل لِّي لِسَانَ صِدْقٍ فِي اْلآخِرِينَ
Artinya: (Ibrahim berdo'a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, (QS As Syu’ara [26]:83-84)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha rohimakumulloh.
Dalam tafsir Al Mishbah, kata hukman dipahami oleh al-Biqai berarti amal ilmiah, yakni amal yang baik berdasar ilmu. Sunnguh sangat mulia pada diri Nabi Ibrahim yang berdoa meminta ilmu dan pemahaman agar selalu menjalani kehidupannya di jalan Allah swt. Namun yang amat disayangkan adalah banyak orang yang meminta ilmu kepada Allah, bahkan sampai memiliki gelar kesarjanaan tertinggi tetapi ilmu tersebut diamalkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan malah mendatangkan dosa. Karena itu dengan ilmu manusia bisa saja masuk surga dengan selamat dan dengan ilmu juga manusia bisa saja masuk neraka jika ilmunya digunakan untuk hal-hal yang negatif, bahkan memperoleh siksa yang lebih dahsyat.
Hal yang luar biasa dari doa Nabi Ibrahim di atas adalah beliau meminta kepada Allah swt agar dimasukkan ke dalam golongan orang yang shaleh, padahal seorang Nabi sudah pasti shaleh, tapi masih saja ia berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shaleh, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi shaleh dan beliau tidaklah merasa tinggi hati dengan kesalehannya hingga akhirnya ia tetaplah berdoa meminta dimasukkan ke dalam golongan orang yang shaleh.
Begitu penting menjadi shaleh, sehingga selain Nabi Ibrahim, jauh sebelumnya Nabi Sulaiman as juga berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shaleh, Allah swt berfirman:
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَى وَالِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya: "Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu, dan dia berdo’a: “Ya Tuhanku, berilah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh" (QS An Naml [27]:19).
Dari uraian di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa meneladani Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw serta mengambil hikmah dari ibadah haji menuntut kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan keluarga serta memperbaiki orang lain untuk selanjutnya terus bergerak dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran dan mau berkorban untuk mencapainya.
Khutbah Ke-2.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُواْ بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُواْ فَرِيقاً مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sekian artikel yang bisa kami haturkan untuk saudara sekalian, semoga di hari yang berbahagia ini kita bisa mengucapkan ucapan idul adha yang baik, dalam arti ucapan kita harus tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh orang islam.
Advertisement